1. Pin Out dan Fungsi Pin
Pengertian pin adalah posisi fisik
di ujung konektor di mana bagian kabel tembaga berada.
1.1. Pin out
Secara
virtual tak ada perbedaan antara mikroprosesor 8086 dan 8088-keduanya terkemas
dalam dual in-line package (DIP) 40-pin. Mikroprosesor 8086 merupakan
mikroprosesor 16-bit dengan bus data 16-bit, sementara mikroprosesor 8088
merupakan mikroprosesor 16-bit dengan bus data 8-bit.
Bagaimanapun
terdapat perbedaan kecil antara keduanya, yakni pada sinyal kontrol. 8086
memiliki pin M/IO, dan 8088 memiliki pin IO/M. Perbedaan lainnya adalah pada
pin 34 chip 8088 terdapat pin SSO sementara pada chip 8086 terdapat pin BHE/S7.
Baik 8086 maupun 8088, keduanya membutuhkan catu daya sebesar +5,0 volt dengan
toleransi sebesar 10 persen. 8086 menggunakan arus catu maksimum 360 mA,
sementara 8088 menggunakan arus catu maksimum 340 mA.
Mikroprosesor 8086 dan 8088 akan
kompatibel TTL jika kekebalan terhadap noise disesuaikan menjadi 350 mV dari
nilai 400 mV yang biasa.
1.1. Fungsi Pin
·
AD7
– AD0 (8088), Alamat/Data Bus; baris yang menyusun alamat data bus yang
(multiplexed) dari 8088 dan berisi hampir 8 bit dari alamat memori atau
bilangan port I/O ketika ALE aktif (1) atau data ketika ALE tidak aktif (0).
Pin tersebut berada pada keadaan berketergantungan yang tinggi selama berisi
pernyataan.
·
A15
-A8 (8088), Alamat bus; bit – bit dimana alamat (A15 – A8) muncul melalui bus-cycle.
A15 – A8, berjalan ke pernyataan dengan keterangan (impedansi) yang tinggi
ketika muncul pernyataan.
·
A19-A16
Bit-bit alamat status di-multipleks untuk memberi sinyal (S6-S3) alamat A19-A16
dan juga bit-bit status S6-S3. Status impedansi tinggi selama hold acknowledge.
·
AD15
– AD8 (8086), Alamat/Data bus; baris yang mengubah multiplexed alamat data bus
dari 8086 dan berisi informasi alamat atau bilangan port I/O selama ALE aktif
(1) atau data ketika ALE tidak aktif (0). Pin tersebut pegi ke keadaan impedansi
yang tinggi selama memiliki penyataan.
·
A19/S6,
A18/S5, A17/S4, dan A16/S3, Alamat/Status, multiplexed pin yang berisi alamat
bus bit A19-A16 selama ALE dan bus-cycle yang masih ada, berisi status bit S6-S3.
Pin tersebut pergi ke arah keadaan impedansi tinggi selama berisi persetujuan.
Status bit S6 selalu tetap logika 0, bit 5 menunjukan kondisi bit flag I, dan
bit S4 dan S3 menunjukan segmen yang dimasukan selama current bus-cycle.
·
RD
(READ): (strobe) yang menjadi logika 0 ketika data bus berurutan terhadap
memori maupun data I/O.
·
READY,
Ready: pin ynag ada pada logika level 1 untuk 8086/8088 membuat instruksi tanpa
menunggu pernyataan. Jika pin ini berisi rendah, maka pernyataan menunggu akan
disiapkan.
·
INTR,
Interrupt Request:Salah satu dari dua pin (NMI) yang berfunsi untuk meminta
interupsi hardware.
·
NMI,
Nonmaskable Interrupt: Input yang menyebabkan tipe 2 vektor interrupsi yang
memanggil pada bagian akhir instruksi yang ada ketika menjadi aktif.
·
TEST,
Test: Pin yang dicheck oleh instruksi WAIT. Jika TEST adalah logika 0, maka
instruksi WAIT akan melanjutkan pembuatan dengan rangkaian instruksi berikutnya
dalam program, dan jika TEST berlogika 1, maka WAIT akan menunggu TEST untuk
menjadi 0.
·
RESET,
Reset: Pin yang jika berisi tinggi untuk minimum empat clock/jam, akan mengatur
kembali 8086/8088. Jika 8086/8088 diatur kembali, maka akan mulai pembuatan
instruksi pada lokasi memori FFFFOH dan tidak mungukin interrupsi selanjutnya
dengan kejelasan bit 1.
·
CLK,
Clock: input yang menyediakan sinkronisasi timing pokok untuk 8086/8088.
·
VCC, Vcc: Catu daya pin atau power supply pin.
·
GND,
Ground: Hubungan ground, dua pin yang harus dihubungkan.
·
MN/MX,
Minimum/Maximum Mode: pin yang digunakan untuk memilih operasi mode ketika
diletakkan secara langsung ke ground.
·
BHE/S7,
Bus High Enable/Status: digunakan untuk mengaktifkan hampir semua data bus yang
penting selama pembacaan maupun penulisan.
1.2. Pin Mode Minimum
Operasi
mode minimum merupakan cara yang paling mudah untuk mengoperasikan
mikroprosesor 8086/8088. Biayanya lebih murah karena semua sinyal kontrol untuk
memory dan I/O dibangkitkan oleh mikroprosesor. Sinyal-sinyal kontrol ini sama
dengan Intel 8085A, periferal 8-bit untuk digunakan dengan 8086/8088 tanpa
pertimbangan khusus.
1.3. Pin Mode Maximum
Operasi
mode maksimum berbeda dengan operasi mode minimum dalam hal beberapa sinyal
kontrol harus dibangkitkan secara eksternal. Hal ini membutuhkan bus controller
8288. Tidak ada cukup pin pada 8086/8088 untuk kendali bus selama mode maksimum
karena pin-pin baru dan fitur-fitur baru telah menggantikan beberapa
diantaranya. Mode maksimum biasanya hanya digunakan ketika sistem berisi
co-processor eksternal seperti co-processor
8087 (untuk aritmatik).
2.
Catu
daya / Power suplly DC
Catu daya
atau power supply (psu) pada sistem mikrokontroler kla- sik adalah tegangan DC
5 Volt, tegangan ini harus teregulasi dengan baik dan riak (ripple) yang kecil.
Mikrokontroler mengambil arus sangat kecil, hanya 10 mA saja, untuk sistem
minimum, dapat diba- ngun dengan IC Regulator 7805 kemasan TO-220 dengan arus
batas 1 ampere.
2.1. Karakteristik input
Tegangan masukan IC tersebut harus
lebih be- sar 5 Volt, sekitar 7.5 Volt, tidak boleh terlalu tinggi, karena
berakibat regulator panas. Output regulator adalah 5 Volt dengan toleransi 5.
2.2. Karakteristik Output
Penambahan
dioda pada kaki ground dimak- sukan untuk menaikan tegangan sekitar 0.7 Volt,
karena kemung- kinan output regulator lebih rendah dari 5 Volt, selain itu
biasanya setelah dibebani, sedikit drop. Apabila tanpa dioda, tegangan su- dah
lebih sedikir dari 5 Volt, dioda tersebut dapat dihilangkan, dan kaki nomor 2
di ground kan. Jika dikehendaki arus yang lebih be- sar dari 1 Ampere, dapat
digunakan regulator 7805 dengan kemasan TO-3 (dikenal dengan kemasan jengkol).
Rangkaian 1 adalah contoh konfigurasi catu daya 5 Volt, dimana digunakan
transformer dengan output sekunder 6 Volt, ini akan menghasilkan tegangan DC
sebesar 8.4 Volt, cukup untuk tegangan input regulator. Jika arus sudah dia-
tas 100 mA, diperlukan pendingin pada badan regulator atau regu- lator
disekrupkan ke chasis aluminium (badan regulator = ground).
3.
Clock
Generator
Bagian ini
memperkenalkan clock generator (8284A), signal RESET, dan secara singkat signal
READY untuk mekroprosesor 8086/8088. Signal READY dan Sirkuit. Clock Generator
adalah sirkuit yang menghasilkan sinyal waktu (di- kenal sebagai sinyal clock
dan berperilaku seperti itu) untuk digu- nakan dalam sinkronisasi operasi
sirkuit ini. sinyal dapat berkisar dari simetris gelombang persegi sederhana
untuk pengaturan yang lebih kompleks. Bagian-bagian dasar yang berbagi semua
generator jam adalah rangkaian resonan dan amplifier.
3.1. Clock Generator 8284A
8284A
adalah komponen pembantu pada mikroprosesor 8086/8088. Tanpa clock generator,
beberapa sirkuit tambahan diperlukan untuk membuat clock (CLK) dalam sistem
yang berasarkan 8086/8088. 8284A menyediakan fungsi pokok berikut ini atau
signal clock generation, sinkronisasi RESET, sinkronisasi READY, dan signal
level TTL clock generation.
Pin Functions:
–AEN 1 dan AEN 2 :
Alamat mengaktifkan pin disediakan
untuk memenuhi syarat sinyal siap. RDY1 dan RDY2, masing-masing. Yang digunakan
untuk menyebabkan menunggu negara, bersama dengan RDY1 dan RDY2 input. Tunggu
negara dihasilkan oleh pin READY dari 8086/8088 mikroprosesor. Ini dikendalikan
oleh dua input tersebut.
–RDY1 and RDY2 :
Input bus siap disediakan dalam
hubungannya dengan AEN1 * dan AEN2 * pin untuk menyebabkan menunggu negara
dalam sistem berbasis mikroprosesor 8086/8088.
1.1. Operasi 8284A
·
Operasi
Bagian Clock
Setengah bagian atas dari diagram
logika menunjukan bagian sinkronisasi clock dan reset/pengaturan kembali dari
clock generator 8284A. Seperti yang ditunjukan dalam diagram, oscilator kristal
mempunyai dua input: X1 dan X2. Jika kristal di dekatan ke X1 dan X2 maka
oscilator akan membuat signal gelombang-square/kuadrat dari frekuensi yang sama
dengan kristal.Gelombang kuadrat di berikan pada gerbang AND dan juga infersi
buffer yang menyediakan signal output OSC.
Inspeksi yang dekat dengan gerbang
AND menyatakan bahwa ketika F/C adalah logika 0, oscilator output disetir hingga ke jawaban dibagi 3. Jika F/C
adalah logika 1, maka EFI akan disetir ke jawaban /counter.
Output dari jawaban dibagi 3 akan
membuat timing untuk sinkronisasi yang telah siap, signal untuk jawaban lain
(dibagi 2), dan signal CLK ke mikroproesor 8086/8088. Perhatikan bahwa output
dari jawaban pertama memberikan jawaban kedua. Dua jawaban yang dikirim
tersebut menyediakan output dibagi 6 pada PCLK, peripheral clock output.
·
Operasi
Bagian Reset
Bagian
reset dari 8482A adalah sangat sederhana. Bagian ini terdiri dari buffer
trigger schmitt dan sirkuit flip – flop tipe D tunggal. Flip – flop tipe d
meyakinkan bahwa timing yang diperlukan dari input RESET 8086/8088 akan dapat
dijumpai. Sirkuit ini menerapkan signal RESET ke mikroprosesor pada sisi
negatif (transisi 1 – 0) dari setiap clock. 8086/8088 memberi cinroh RESET pada
sisi positif (transisi 0 - 1) dari sisi clock: oleh sebab itu, sirkuit ini akan
memperoleh timing yang diperlukan dari 8086/8088.
2.
Bus
Buffering dan Latch
Sebelum
8086/8088 dapat digunakan dengan memori atau interface I/O, multiplexed busnya
harus di demultiplexed. Bagian ini mebahas detail yang diperlukan
(demultiplexed) bus dan mengilustrasikanbagaimana bus ditahan untuk sistem yang
sangat besar. (karena penyebarab maximum adalah 10, sistem harus ditahan jika
berisi lebih dari 10 komponen lainya).
2.1. Demultiplexin Bus
Bus alamat
atau data pada 8086/8088 dilakukan multiplexing (dipa- kai bersama) untuk
memperkecil jumlah pin yang dibutuhkan un- tuk IC microprocessor 8086/8088.
Karena bus-bus microprocessor 8086/8088 dilakukan multiplexing dan kebanyakan
memory dan per- alatan I/O tidak, maka sistem haruslah dilakukan demultiplexing
sebelum pengantarmukaan dengan memory atau dengan I/O. Pro- ses demultiplexing
dilakukan oleh latch 8-bit yang pulsa clock bera- sal dari sinyal ALE.
2.2. Sistem Buffering
Jika lebih
dari 10 satuan beban terhubung ke pin bus manapun, se- luruh sistem 8086 atau
8088 harus dilakukan buffer. Pin yang telah dilakukan multiplexing, telah
dilakukan buffer oleh latch 74LS373, yang dirancang untuk mengendalikan bus
kapasitas tinggi yang di- temukan pada sistem microprocessor. Arus output
buffer telah di- naikkan sehingga lebih banyak satuan beban TTL yang dapat
diken- dalikan. Keluaran logika 0 menyediakan sampai 32 mA arus sink, dan
output logika 1 menyediakan arus sumber hingga 5,2 mA.
2.3. Full Buffering
penyangga
penuh untuk memuat semua catatan dari meja ke dalam buffer ketika satu record
dari tabel dibaca. Dengan penyangga penuh, baik seluruh tabel dalam buffer,
atau meja tidak dalam buffer sama sekali.
2.4. Half Buffering
Penyangga
untuk memuat separuh catatan dari meja ke dalam buffer ketika satu record dari
tabel dibaca. Dengan penyangga penuh, baik seluruh tabel dalam buffer, atau
meja tidak dalam buffer sama sekali.
2.5. Bidirectional Buffer
Mode ini
mampu mengrim/menerima data dalam dua arah (bidirectional handshake data
transfer).
Mode ini menyebabkan port A bisa
berfungsi sebagai masukan sekaligus keluaran yang dilengkapi dengan sinyal
jabat tangan 5 bit dari port C sebagai kontrol port A. Mode ini tidak tersedia
untuk port B.
2.6. Undirectional Buffer
Mode ini
mampu mengrim/menerima data dalam satu arah (undirectional handshake data
transfer).
2.6.1.
Latching atau penahan digunakan dengan 8086s
untuk menyimpan alamat dan data, dan digunakan sebagai pengganti register
karena mereka memaksimalkan kali setup. Artinya, jika data atau alamat mengubah
internal sementara latch mengaktifkan aktif, data melewati segera, sementara
dengan mendaftar tidak akan tersedia sampai setelah jam transisi yang tepat
telah terjadi. mikroprosesor awal digunakan setiap trik yang mereka bisa untuk
meningkatkan kecepatan digunakan mereka, dan ini adalah salah satu dari mereka.
2.7. Sistem D – Latching
Rangkaian
yang bersifat mengingat kondisi sebelumnya seringkali dibutuhkan dalam kontrol
logic. Pada rangkaian ini hasil keluaran dikunci (latching) dengan menggunakan
kontak hasil keluaran itu sendiri, sehingga walaupun input sudah berubah,
kondisi output tetap.
Sumber :