All About World

Sabtu, 22 Oktober 2016

Spesifikasi Perangkat Keras Pada Mikroprosesor 8086 dan 8088

1.       Pin Out dan Fungsi Pin
Pengertian pin adalah posisi fisik di ujung konektor di mana bagian kabel tembaga berada.

1.1. Pin out
Secara virtual tak ada perbedaan antara mikroprosesor 8086 dan 8088-keduanya terkemas dalam dual in-line package (DIP) 40-pin. Mikroprosesor 8086 merupakan mikroprosesor 16-bit dengan bus data 16-bit, sementara mikroprosesor 8088 merupakan mikroprosesor 16-bit dengan bus data 8-bit.
Bagaimanapun terdapat perbedaan kecil antara keduanya, yakni pada sinyal kontrol. 8086 memiliki pin M/IO, dan 8088 memiliki pin IO/M. Perbedaan lainnya adalah pada pin 34 chip 8088 terdapat pin SSO sementara pada chip 8086 terdapat pin BHE/S7. Baik 8086 maupun 8088, keduanya membutuhkan catu daya sebesar +5,0 volt dengan toleransi sebesar 10 persen. 8086 menggunakan arus catu maksimum 360 mA, sementara 8088 menggunakan arus catu maksimum 340 mA.

Mikroprosesor 8086 dan 8088 akan kompatibel TTL jika kekebalan terhadap noise disesuaikan menjadi 350 mV dari nilai 400 mV yang biasa.




















1.1. Fungsi Pin
·         AD7 – AD0 (8088), Alamat/Data Bus; baris yang menyusun alamat data bus yang (multiplexed) dari 8088 dan berisi hampir 8 bit dari alamat memori atau bilangan port I/O ketika ALE aktif (1) atau data ketika ALE tidak aktif (0). Pin tersebut berada pada keadaan berketergantungan yang tinggi selama berisi pernyataan.
·         A15 -A8 (8088), Alamat bus; bit – bit dimana alamat (A15 – A8) muncul melalui bus-cycle. A15 – A8, berjalan ke pernyataan dengan keterangan (impedansi) yang tinggi ketika muncul pernyataan.
·         A19-A16 Bit-bit alamat status di-multipleks untuk memberi sinyal (S6-S3) alamat A19-A16 dan juga bit-bit status S6-S3. Status impedansi tinggi selama hold acknowledge.
·         AD15 – AD8 (8086), Alamat/Data bus; baris yang mengubah multiplexed alamat data bus dari 8086 dan berisi informasi alamat atau bilangan port I/O selama ALE aktif (1) atau data ketika ALE tidak aktif (0). Pin tersebut pegi ke keadaan impedansi yang tinggi selama memiliki penyataan.
·         A19/S6, A18/S5, A17/S4, dan A16/S3, Alamat/Status, multiplexed pin yang berisi alamat bus bit A19-A16 selama ALE dan bus-cycle yang masih ada, berisi status bit S6-S3. Pin tersebut pergi ke arah keadaan impedansi tinggi selama berisi persetujuan. Status bit S6 selalu tetap logika 0, bit 5 menunjukan kondisi bit flag I, dan bit S4 dan S3 menunjukan segmen yang dimasukan selama current bus-cycle.
·         RD (READ): (strobe) yang menjadi logika 0 ketika data bus berurutan terhadap memori maupun data I/O.
·         READY, Ready: pin ynag ada pada logika level 1 untuk 8086/8088 membuat instruksi tanpa menunggu pernyataan. Jika pin ini berisi rendah, maka pernyataan menunggu akan disiapkan.
·         INTR, Interrupt Request:Salah satu dari dua pin (NMI) yang berfunsi untuk meminta interupsi hardware.
·         NMI, Nonmaskable Interrupt: Input yang menyebabkan tipe 2 vektor interrupsi yang memanggil pada bagian akhir instruksi yang ada ketika menjadi aktif.
·         TEST, Test: Pin yang dicheck oleh instruksi WAIT. Jika TEST adalah logika 0, maka instruksi WAIT akan melanjutkan pembuatan dengan rangkaian instruksi berikutnya dalam program, dan jika TEST berlogika 1, maka WAIT akan menunggu TEST untuk menjadi 0.
·         RESET, Reset: Pin yang jika berisi tinggi untuk minimum empat clock/jam, akan mengatur kembali 8086/8088. Jika 8086/8088 diatur kembali, maka akan mulai pembuatan instruksi pada lokasi memori FFFFOH dan tidak mungukin interrupsi selanjutnya dengan kejelasan bit 1.
·         CLK, Clock: input yang menyediakan sinkronisasi timing pokok untuk 8086/8088.
·          VCC, Vcc: Catu daya pin atau power supply pin.
·         GND, Ground: Hubungan ground, dua pin yang harus dihubungkan.
·         MN/MX, Minimum/Maximum Mode: pin yang digunakan untuk memilih operasi mode ketika diletakkan secara langsung ke ground.
·         BHE/S7, Bus High Enable/Status: digunakan untuk mengaktifkan hampir semua data bus yang penting selama pembacaan maupun penulisan.

1.2.  Pin Mode Minimum
Operasi mode minimum merupakan cara yang paling mudah untuk mengoperasikan mikroprosesor 8086/8088. Biayanya lebih murah karena semua sinyal kontrol untuk memory dan I/O dibangkitkan oleh mikroprosesor. Sinyal-sinyal kontrol ini sama dengan Intel 8085A, periferal 8-bit untuk digunakan dengan 8086/8088 tanpa pertimbangan khusus.

1.3. Pin Mode Maximum
Operasi mode maksimum berbeda dengan operasi mode minimum dalam hal beberapa sinyal kontrol harus dibangkitkan secara eksternal. Hal ini membutuhkan bus controller 8288. Tidak ada cukup pin pada 8086/8088 untuk kendali bus selama mode maksimum karena pin-pin baru dan fitur-fitur baru telah menggantikan beberapa diantaranya. Mode maksimum biasanya hanya digunakan ketika sistem berisi co-processor eksternal seperti co-processor  8087 (untuk aritmatik). 

2.       Catu daya / Power suplly DC
Catu daya atau power supply (psu) pada sistem mikrokontroler kla- sik adalah tegangan DC 5 Volt, tegangan ini harus teregulasi dengan baik dan riak (ripple) yang kecil. Mikrokontroler mengambil arus sangat kecil, hanya 10 mA saja, untuk sistem minimum, dapat diba- ngun dengan IC Regulator 7805 kemasan TO-220 dengan arus batas 1 ampere.

2.1.  Karakteristik input
Tegangan masukan IC tersebut harus lebih be- sar 5 Volt, sekitar 7.5 Volt, tidak boleh terlalu tinggi, karena berakibat regulator panas. Output regulator adalah 5 Volt dengan toleransi 5.

2.2.  Karakteristik Output
Penambahan dioda pada kaki ground dimak- sukan untuk menaikan tegangan sekitar 0.7 Volt, karena kemung- kinan output regulator lebih rendah dari 5 Volt, selain itu biasanya setelah dibebani, sedikit drop. Apabila tanpa dioda, tegangan su- dah lebih sedikir dari 5 Volt, dioda tersebut dapat dihilangkan, dan kaki nomor 2 di ground kan. Jika dikehendaki arus yang lebih be- sar dari 1 Ampere, dapat digunakan regulator 7805 dengan kemasan TO-3 (dikenal dengan kemasan jengkol). Rangkaian 1 adalah contoh konfigurasi catu daya 5 Volt, dimana digunakan transformer dengan output sekunder 6 Volt, ini akan menghasilkan tegangan DC sebesar 8.4 Volt, cukup untuk tegangan input regulator. Jika arus sudah dia- tas 100 mA, diperlukan pendingin pada badan regulator atau regu- lator disekrupkan ke chasis aluminium (badan regulator = ground).

3.       Clock Generator
Bagian ini memperkenalkan clock generator (8284A), signal RESET, dan secara singkat signal READY untuk mekroprosesor 8086/8088. Signal READY dan Sirkuit. Clock Generator adalah sirkuit yang menghasilkan sinyal waktu (di- kenal sebagai sinyal clock dan berperilaku seperti itu) untuk digu- nakan dalam sinkronisasi operasi sirkuit ini. sinyal dapat berkisar dari simetris gelombang persegi sederhana untuk pengaturan yang lebih kompleks. Bagian-bagian dasar yang berbagi semua generator jam adalah rangkaian resonan dan amplifier.

3.1. Clock Generator 8284A

8284A adalah komponen pembantu pada mikroprosesor 8086/8088. Tanpa clock generator, beberapa sirkuit tambahan diperlukan untuk membuat clock (CLK) dalam sistem yang berasarkan 8086/8088. 8284A menyediakan fungsi pokok berikut ini atau signal clock generation, sinkronisasi RESET, sinkronisasi READY, dan signal level TTL clock generation.


Pin Functions:
–AEN 1 dan AEN 2 :
Alamat mengaktifkan pin disediakan untuk memenuhi syarat sinyal siap. RDY1 dan RDY2, masing-masing. Yang digunakan untuk menyebabkan menunggu negara, bersama dengan RDY1 dan RDY2 input. Tunggu negara dihasilkan oleh pin READY dari 8086/8088 mikroprosesor. Ini dikendalikan oleh dua input tersebut.
–RDY1 and RDY2 :
Input bus siap disediakan dalam hubungannya dengan AEN1 * dan AEN2 * pin untuk menyebabkan menunggu negara dalam sistem berbasis mikroprosesor 8086/8088.

1.1.  Operasi 8284A
·         Operasi Bagian Clock
Setengah bagian atas dari diagram logika menunjukan bagian sinkronisasi clock dan reset/pengaturan kembali dari clock generator 8284A. Seperti yang ditunjukan dalam diagram, oscilator kristal mempunyai dua input: X1 dan X2. Jika kristal di dekatan ke X1 dan X2 maka oscilator akan membuat signal gelombang-square/kuadrat dari frekuensi yang sama dengan kristal.Gelombang kuadrat di berikan pada gerbang AND dan juga infersi buffer yang menyediakan signal output OSC.
            Inspeksi yang dekat dengan gerbang AND menyatakan bahwa ketika F/C adalah logika 0, oscilator output disetir hingga ke jawaban dibagi 3. Jika F/C adalah logika 1, maka EFI akan disetir ke jawaban /counter.
            Output dari jawaban dibagi 3 akan membuat timing untuk sinkronisasi yang telah siap, signal untuk jawaban lain (dibagi 2), dan signal CLK ke mikroproesor 8086/8088. Perhatikan bahwa output dari jawaban pertama memberikan jawaban kedua. Dua jawaban yang dikirim tersebut menyediakan output dibagi 6 pada PCLK, peripheral clock output.

·         Operasi Bagian Reset
Bagian reset dari 8482A adalah sangat sederhana. Bagian ini terdiri dari buffer trigger schmitt dan sirkuit flip – flop tipe D tunggal. Flip – flop tipe d meyakinkan bahwa timing yang diperlukan dari input RESET 8086/8088 akan dapat dijumpai. Sirkuit ini menerapkan signal RESET ke mikroprosesor pada sisi negatif (transisi 1 – 0) dari setiap clock. 8086/8088 memberi cinroh RESET pada sisi positif (transisi 0 - 1) dari sisi clock: oleh sebab itu, sirkuit ini akan memperoleh timing yang diperlukan dari 8086/8088. 

2.       Bus Buffering dan Latch
Sebelum 8086/8088 dapat digunakan dengan memori atau interface I/O, multiplexed busnya harus di demultiplexed. Bagian ini mebahas detail yang diperlukan (demultiplexed) bus dan mengilustrasikanbagaimana bus ditahan untuk sistem yang sangat besar. (karena penyebarab maximum adalah 10, sistem harus ditahan jika berisi lebih dari 10 komponen lainya).

2.1.  Demultiplexin Bus
Bus alamat atau data pada 8086/8088 dilakukan multiplexing (dipa- kai bersama) untuk memperkecil jumlah pin yang dibutuhkan un- tuk IC microprocessor 8086/8088. Karena bus-bus microprocessor 8086/8088 dilakukan multiplexing dan kebanyakan memory dan per- alatan I/O tidak, maka sistem haruslah dilakukan demultiplexing sebelum pengantarmukaan dengan memory atau dengan I/O. Pro- ses demultiplexing dilakukan oleh latch 8-bit yang pulsa clock bera- sal dari sinyal ALE.

2.2. Sistem Buffering
Jika lebih dari 10 satuan beban terhubung ke pin bus manapun, se- luruh sistem 8086 atau 8088 harus dilakukan buffer. Pin yang telah dilakukan multiplexing, telah dilakukan buffer oleh latch 74LS373, yang dirancang untuk mengendalikan bus kapasitas tinggi yang di- temukan pada sistem microprocessor. Arus output buffer telah di- naikkan sehingga lebih banyak satuan beban TTL yang dapat diken- dalikan. Keluaran logika 0 menyediakan sampai 32 mA arus sink, dan output logika 1 menyediakan arus sumber hingga 5,2 mA.

2.3. Full Buffering
penyangga penuh untuk memuat semua catatan dari meja ke dalam buffer ketika satu record dari tabel dibaca. Dengan penyangga penuh, baik seluruh tabel dalam buffer, atau meja tidak dalam buffer sama sekali.

2.4.  Half Buffering
Penyangga untuk memuat separuh catatan dari meja ke dalam buffer ketika satu record dari tabel dibaca. Dengan penyangga penuh, baik seluruh tabel dalam buffer, atau meja tidak dalam buffer sama sekali.

2.5.  Bidirectional Buffer
Mode ini mampu mengrim/menerima data dalam dua arah (bidirectional handshake data transfer).
Mode ini menyebabkan port A bisa berfungsi sebagai masukan sekaligus keluaran yang dilengkapi dengan sinyal jabat tangan 5 bit dari port C sebagai kontrol port A. Mode ini tidak tersedia untuk port B.

2.6.  Undirectional Buffer
Mode ini mampu mengrim/menerima data dalam satu arah (undirectional handshake data transfer).

2.6.1.         Latching atau penahan digunakan dengan 8086s untuk menyimpan alamat dan data, dan digunakan sebagai pengganti register karena mereka memaksimalkan kali setup. Artinya, jika data atau alamat mengubah internal sementara latch mengaktifkan aktif, data melewati segera, sementara dengan mendaftar tidak akan tersedia sampai setelah jam transisi yang tepat telah terjadi. mikroprosesor awal digunakan setiap trik yang mereka bisa untuk meningkatkan kecepatan digunakan mereka, dan ini adalah salah satu dari mereka.

2.7. Sistem D – Latching
Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebelumnya seringkali dibutuhkan dalam kontrol logic. Pada rangkaian ini hasil keluaran dikunci (latching) dengan menggunakan kontak hasil keluaran itu sendiri, sehingga walaupun input sudah berubah, kondisi output tetap.

Sumber :

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.

business

recent posts

health

random posts

vehicles

Popular Posts

Blogger templates